Maha Suci Allah. Tidak ada satupun ciptaan di alam semesta yang tidak memiliki manfaat bagi manusia. Binatang, tumbuhan, benda langit, bahan tambang, waktu, air, angin, dan segala ciptaan Allah pasti tidak dibuat dengan sia-sia.
Air dan udara adalah sumber kekidupan, tanah adalah bahan kehidupan, dab cahaya adalah penopang kehidupan. Dalam kesempatan kali ini, saya mengemukaan salah satu kedahsyatan benda alam yang bersumber dari tanah Persia, batu Pirus (Torquise).
Pirus merupakan salah satu batu mulia yang memiliki bermacam warna dan jenis. Pada umumnya Pirus Nishabur berwarna biru muda dan Pirus Mekkah berwarna hijau daun. Namun, tak jarang ditemukan pirus berwarna hitam, putih, bahkan berwarna perak.
Tentunya kategori tersebut merupakan barang langka yang sulit ditemukan. Pirus langka yang paling dicari adalah pirus Abdurrazaq, urat emas, urat merah, dan urat perak. Pirus Abdurrazaq memancarkan energi positif bagi yang memakainya yang menjadikan wajah bersinar. Warna Abdurrazaq tidak dapat digambarkan dalam tulisan, tapi biasanya Pirus ini memiliki urat berbentuk jaring (urat jala).
Abdurrazaq diburu para ulama hikmah karena memiliki khasiat penangkal senjata tajam (bila tidak disengaja) dan memiliki energi tang bermanfaat dalam pedagangan. Inilah sebabnya dinamakan Abdurrazaq, karena bermanfaat dalam perniagaan. Dalam Kitab Al-Ilbaas terdapat keterangan bahwa muslim yang memakai Pirus tidak akan mengalami mati mendadak dan sakaratul mautnya di rumah sendiri berdekatan dengan keluarga yang menyayanginya.
Para ulama Sunni maupun Syi'ah sebagian besar menganjurkan untuk memiliki Pirus. Beberapa Kubah Masjid besar di Iran sengaja dibuat dari Pirus karena memberikan efek semangat untuk beribadah pada Allah. Di Pasar batu mulia harga Pirus bervariasi mulai puluhan ribu sampai puluhan juta rupiah.
Seorang pedagang di pasar Rawa Bening, Jakarta bahkan pernah melepas Pirus miliknya dengan harga sebuah Pajero. Tapi tak perlu kecil hati, meskipun yang harganya murah tak jarang ditemukan Pirus yang memiliki khasiat luar biasa. Wallahu a'lamu.
sumber